Semoga Bola Itu Terbang
"Saya agak telat, baru masuk tol. Silakan teman-teman menikmati hidangan yang telah disediakan."
Pukul 19.07 WIB, melalui grup WhatsApp (WA), Penjabat (Pj) Bupati Mesuji, Sulpakar, mengabarkan posisi dan keberadaannya dan itu terkait agenda nonton bareng Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Taman Kehati Mesuji pada Minggu malam (18/12/22).
Dua buldozer sepak bola dunia, Argentina dan Perancis, akhirnya bertemu di partai final dan itu sungguh magnet. Pertarungan menggetarkan dua kampium ini seolah menyengat para maniak bola di seluruh dunia yang efeknya, tanpa terkecuali, juga bergelombang di Mesuji.
"Siap, Pak Bupati. Hati-hati di jalan," jawab Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Informasi Komunikasi Publik Dinas Kominfo dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Mesuji, Hendra Kurniawan dengan tambahan bahwa, untuk kali ini, dia siap berseberangan.
"Pak Bupati menjagokan Perancis, saya Argentina. Siap salah, Pak."
"Bakal ada pelantikan kalau PJ (Bupati) sampai kalah," Sulpakar menulis lagi dan di mata saya, joke demi joke dalam dialog ini, sungguh segar sekali.
Stiker ajakan nonton bareng oleh Dinas Kominfo Mesuji memang sudah beredar di beragam medsos sehari sebelum hari H dan salah satunya juga terdapat dalam laman Facebook Kabid Hendra.
"Ini menarik," kata saya pada Ketua PWI, Apriadi dan kami kemudian berjanji akan berangkat bersama meski saya akhirnya memilih pergi dengan Gusti Delfino.
Saya bertolak dari kantor PT. CPI di Simpang Pematang --sejak beberapa hari terakhir saya mulai aktif di sana-- dan Gusti segera menyeruak di gelap malam dalam kecepatan 60 kilometer menuju Taman Kehati. Dia sangat menikmati suasana mendung itu dan kami akhirnya tiba di lokasi saat aula tepi kolam tempat nonton bareng itu belum terlalu ramai.
Meski bukan maniak bola atau petaruh pemberani, saya tetap merasa perlu mengikuti agenda nonton bareng ini sebab pada saat yang sama, atas perhelatan itu, saya lantas berpikir: ini bukan sekadar nonton bola tapi ikhwal membangun spirit dan komunikasi yang, seperti yang sering saya sampaikan, semestinya juga adalah bagian dari gerakan membangun Mesuji.
Bagaimanapun, pertandingan bola selalu mengajari kita tentang pentingnya sportifitas kerja tim, mahalnya kecerdasan memerankan posisi, hebatnya dampak melihat dari sisi berbeda sebab di sanalah, salah satunya, jalan bersarangnya gol ke gawang lawan akan tercipta.
Pada pertandingan bola kita tidak akan melihat pelatih meninju kepala pemain atau lawan mencuri tiang gawang atau penonton bengal sengaja menyembunyikan bola sebab penonton dan pemain, pada saat yang sama, hanya berpikir tentang cara terhormat meraih kemenangan seraya berupaya melupakan cara saling cekik.
Bupati Sulpakar tiba di lokasi tepat pukul 21.34 WIB dengan kondisi layar proyektor sudah menyala. Di sela-sela menunggu wasit melambungkan koin, Kabid Hendra kemudian menyampaikan bahwa, acara ini pada dasarnya adalah ajang silaturahmi antara pemkab dan awak media juga masyarakat pencinta bola dan ucapan itu kemudian diamini Asisten Bidang Pemerintahan, Indra Kusuma Wijaya dalam sambutan singkat mewakili Bupati.
Pukul 21.56 WIB, lagu kebangsaan Argentina, Himno Nacional Argentino berkumandang disusul lagu kebangsaan Perancis, La Marseillaise pada menit ke 57. Semua penonton mulai khidmat. Lampu aula telah dimatikan. Dan, pertarungan dua raksasa bola pun dimulai.
Saya duduk di antara Apri dan Ibun --keduanya aktivitas Pemuda Muhammadiyah Mesuji-- yang terus saling sindir melebihi debat capres. Apri menjagokan Perancis sedangkan Ibun, Argentina dan perseteruan keduanya terasa makin panas setelah pada pukul 22.04 WIB, pukul 22.06 WIB dan pukul 22.17 WIB, berulangkali gawang Perancis nyaris kebobolan.
"Ayo Messi!" pekik Ibun.
"Gasak! Tendang aja kakinya!" Apri makin panas.
Puncaknya, gol akhirnya tercipta pada 22. 23 WIb dan disusul dengan gol kedua pada 14 menit kemudian hingga pertandingan turun minum.
"Gasak!" pekik Apri lagi. "Rusuh itulah kalo sudah kalah ini!"
Kami disekitaran seketika tertawa dan joke Bupati Sulpakar kembali melewati wall grup WA sekali lagi:
"Baru dapat kabar (kalau) pertandingan final malam ini dianggap batal (sebab) hanya pertandingan persahabatan. Finalnya besok," bunyi pesan itu dan emoji terbahak lekas memenuhi grup ramai itu.
Pertandingan paling menegangkan itu berakhir dengan adu pinalti sebab skor terus bertahan 2:2 hingga Argentina akhirnya muncul sebagai pemenang pasca menumbangkan Perancis dengan perolehan 4:2.
Stadion Internasional Khalifa gegap gempita. Selebrasi kemenangan menggema detik demi detik pasca pertandingan berkahir. Sebelum meninggalkan aula, saat akan memasuki mobil, sekali lagi, Sulpakar kembali melempar joke:
"Perancis bukan kalah, tapi agak kurang beruntung," ucapnya lalu semua ikut tertawa.
Tentu saja, dia tidak berkata, semoga bola itu terbang sebab karena bola itulah, semua perbedaan dan jurang status sosial, malam ini, terasa tak lagi menjadi pembatas.
Laporan: Fajar.
Post a Comment