Pesan Ukhuwah Untuk Kafilah
TempoIndonesia.net. "Baru pulang, Om. Habis dari Puskesmas. Kafilah Pesisir Barat ada yang sakit.”
Pukul 23.11 menit. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Dinas LH) Kabupaten Mesuji, Agung Subandara, menjawab isi WhatsApp (WA) saya dengan satu pesan suara yang saat saya mendengarnya, saya segera menduga, dia sebenarnya sedang kelelahan.
Hujan yang mengguyur malam terus tertumpah nyaris tak berjeda dan penampilan para siswa di panggung utama Mesuji Ekspo tahun 2022 yang sudah memasuki hari kelima tak lagi dilimpahi pengunjung segegap kemarin (07/12/22).
“Ada yang bisa dibantu?”
“Tentang sampah,” jawab saya. “Adakah skema penanganan secara khusus?”
Perhelatan Mesuji Ekspo dan MTQ tingkat Provinsi Lampung ke-49 kali ini, dengan gema pembukaan yang begitu spektakuler –setidaknya untuk ukuran Mesuji— bukan tak mungkin akan menjadi mesin produksi sampah sangat masif jika panitia tak cepat menanggulanginya. Kafilah dari segala penjuru yang sedang berhimpun di Kabupaten ini hingga dua hari mendatang adalah jumlah yang sama sekali tak sedikit hingga kondisi itu sebenarnya sedang membawa Pemda mempertaruhkan satu hal: citra Kabupaten Mesuji.
Agung Subandara, atas pertanyaan itu, segera menegaskan bahwa Dinas LH, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) adalah Satuan Kerja pananggunjawab penanganan sampah di semua titik penting MTQ dan Mesuji Ekspo dan karena itu, mereka tak berani bermain-main.
“Acara ini sangat serius,” kata Agung seraya mempertegas beberapa titik penting yang atasnya, truk sampah dan pasukan kebersihkan di tiga satuan kerja itu, setiap hari, terus menyisir sampai malam.
Pasukan sampah itu berkewajiban membersihkan lokasi utama di alun-alun Simpang Pematang, sembilan mimbar lomba yang berlokasi menyebar dan tak kurang dari 200 home stay tempat kafilah menginap. Satu dump truk aktif disiagakan untuk gerakan ini, berikut dua truk amrol yang ketiganya akan dimobilisasi secara terpisah sesuai jalur yang sudah ditentukan. Sebab, selain kebersihan, tim ini juga bertanggungjawab terhadap penerngan listrik di mimbar utama, mimbar-mimbar lomba, alun-alun dan ruas jalan utama.
“Jam enam pagi, Tim BPBD akan menyebar,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Mesuji, Sunardi, saat dikonfirmasi. “Tugas utamanya adalah memastikan titik-titik penting benar-benar bersih sebelum pengunjung berdatangan.”
“Kita dikoordinir, Dinas LH,” imbuh Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Feri Antoni. “Untuk menjaga kebersihan dan melakukan pembersihan di alun-alun, sembilan mimbar lomba dan home stay para kafilah, setiap hari.”
Tamu Adalah Raja
Di luar soal kebersihan, penyambutan dan pelayanan juga menjadi fokus penting yang sangat ditekankan Penjabat (Pj) Bupati Mesuji, Sulpakar, sebagai tuan rumah, untuk memastikan kenyamanan kafilah selama mengikuti rangkaian acara. Terkait souvenir, ia bahkan mengambil sikap tegas: “Sampaikan secara langsung di lokasi penyambutan, kalau perlu di mobilnya!”
Arif Arianto, Kepala Dinas (Kadis) Penanaman Modal Satu Pintu (DPMSP) mengatakan, dalam perhelatan kali ini, setiap Kadis juga adalah seorang Liasion Officer (LO) yang harus melayani secara total dari hulu sampai hilir.
“Setiap dinas harus mendapingi kafilah satu kabupaten dan saya mendapat tugas mendampingi kafilah Lampung Timur,” ujar Arif.
Pasca penyerahan souvenir pada ketua rombongan di hari kedatangan, dengan ditemani isteri, Arif kemudian memandu pergerakan kafilah menuju home stay utama sebelum kemudian bertolak ke pemondokan yang berjarak beberapa kilometer yang setiba di sana, anggota tim Kwarcab Pramuka Mesuji yang terdiri dari anak-anak Pramuka pantang surut juga tak tinggal diam. Mereke bergegas menurunkan barang-barang milik kafilah lalu memasukannya ke kamar-kamar yang sudah disiapkan.
“Para tamu tinggal berjalan menuju penginapan. Tak perlu repot-repot menurunkan koper atau tas besar mereka karena anak-anak Pramuka sudah melakukannya. Di saat yang sama, tim kesehatan yang sudah bersiaga segera melakukan pengecekan kondisi fisik dan psikis kafilah,” tambah Arif.
Kalak BPBD Mesuji, Sunardi, yang bertugas mendampingi kafilah Lampung Barat juga mengungkapkan hal serupa. Dikatakannya, bersama anak-anak Pramuka, ia dan tim BPBD bahkan menyempatkan menemani rombongan beristirahat sejenak di home stay utama sebelum di antar ke pemondokan.
“Selain kita siapkan snack dan kopi, kita juga cek kondisi kesehatannya.” terang Sunardi. “Setelah itu, barulah kita pandu menuju pemondokan sesuai daftar dan jumlah kamar.”
Pendampingan juga dilakukan sepanjang waktu hingga malam termasuk mengantar mereka menuju mimbar lomba dan kembali menjemput saat akan kembali.
“Kita juga menyiapkan mobil dan motor yang akan mengantar jika sewaktu-waktu angota kafilah ingin berkeliling melihat kondisi Mesuji atau ingin membeli sesuatu,” beber Sunardi.
Dari pengakuan beberapa kafilah, Kalak Sunardi juga mengungkapkan bahwa, beragam informasi salah tentang Mesuji memang sudah menghantui mereka sebelum datang terutama terkait kondisi keamanan dan kehati-hatian terhadap makanan dan kesemuanya itu bermuara pada faktor keselamatan.
“Oleh karenanya, pelayanan terbaik, apa pun bentuknya, benar-benar bukan sekadar karena tamu adalah raja tapi juga karena informasi yang beredar di luar sana harus diimbangi sebab tidak semuanya benar,” tegas Sunardi.
Begitulah. Pesan cinta untuk para kafilah terus ditebarkan dengan segenap semangat. Ia menjadi spirit pembangunan jiwa yang lain yang ketika komitmen itu terus dibangkitkan, maka opini buruk tentang Mesuji, cepat atau lambat, benar-benar akan patah.
Good Luck Pemkab Mesuji!
Laporan: Fajar
Post a Comment