Jejakmu, Ibu / puisi Fajar Mesaz *
Pulangmu bukan ketiadaan
tapi masa yang merasuki malam
sebab sekuntum bunga
harus tunai dalam susur catatan mahatinggi dan desir angin menjadi pencerita antara aku dan engkau.
Pergimu, Ibu
bukan kedukaan tapi musim yang terus memancarkan
pijar cahaya
dalam keterjagaan:
fana selalu tiada, sunyi adalah keabadian.
Jejakmu bukan kepergian tapi kedatangan yang ranum
sebelum petang menjadi tangkai yang lain dan selingkar cinta
membayang di tepi airmata.
Berenanglah dalam larungan puisi wahai Ibu
telah kusematkan secawan kerinduan dalam binar sepasang mata sebelum kilau cahaya memantul dalam lukisan
: lalu kita semua akan pulang menuju tepian yang tiada
tapi aku
juga jejak yang tersisa
akan tetap sayang padamu.
Ibu, berbaringlah
matahari masih sepemenggal.
Bukoposo, 2022
Fajar Mesaz adalah nama pena dari Fajarullah. Aktif sebagai penulis dan jurnalis, Ketua DPC PPP Kabupaten Mesuji.
Post a Comment