Header Ads

Jalan Jiwa di Bentang Mesuji



Jalan Jiwa di Bentang Mesuji 
Oleh Fajarullah*

"PENGUASA  yang mulia adalah pemimpin yang peka dan jenderal yang baik adalah dia yang berhati-hati."

Itu adalah kata-kata Sun Tzu,  jenderal militer   yang  juga  filsuf  China dengan buku terkenalnya, The Art of War. Ia banyak memiliki cerita  tentang strategi  yang diakui  telah memberikan  perubahan penting dalam dunia militer  Negeri Tirai Bambu.

Hidup pada masa Kaisar Wu di kerjaan Qi pada  periode 544 SM-496 SM, Sun Tzu adalah sosok dengan kepribadian unik dan itu bisa dilihat dari bagaimana ia kerap mengambil langkah  tak biasa dalam sebuah pertempuran. Dia berkata: "Lebih penting mengalahkan pikiran musuhmu daripada mengalahkannya secara fisik," dan filosofi itulah, salah satunya, yang membuat ia tak pernah benar-benar mati.

Apa yang tersirat dari catatan ini? Jejak jiwa! Pilihan sikap Sun Tzu  sejatinya adalah alternatif  gerakan membangun jiwa yang rentang jangkaunya telah melampaui pola infrastruktur fisik meski keduanya tak mungkin disepadankan.  Membaca Sun Tzu saya seolah sedang membaca harapan dan membaca harapan, saya akhirnya melihat Mesuji --tempat anak cucu saya kelak akan tumbuh, bergerak, lalu pulang meninggalkan catatan.
Sejak Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Sulpakar, dilantik sebagai Penjabat (Pj) Bupati di wilayah ini lalu dengan lembut dia mulai menekan para Kepala Dinas (Kadis) agar bertebaran di muka Kementerian, saya memang sudah terkesan: dia sedang melakukan hal yang seharusnya dilakukan dan dia sama sekali tak memilih mengutuk siapa pun hanya untuk menunjukan kecilnya angka APBD Mesuji. Sulpakar lebih memilih menggerakan mesin birokrasi di bawah kendalinya dan itu adalah tabiat matang yang tak semua Bupati Mesuji pernah melakukannya.

Di puak membangun jiwa,  tahap demi tahap dia memulai bergerak dengan sentuhan humanis: dia mengunjungi makam dan rumah pusaka Pangeran Muhammad Ali (Pangeran Mad) dan tepat di ambang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-77, ia  menegaskan pentingnya membangun dan menjaga lahat pendiri Mesuji itu, berikut makam istri dan saudara kandungnya sebagai bentuk penghormatan. Dia mengemukakan pernyataan itu di depan para pejabat Mesuji dan keluarga Pangeran Mad sesaat setelah dilakukan upacara tabur bunga.

Sulpakar juga memiliki sumber empati cukup besar:  ia memberi nama seorang bayi dari pasangan pekerja serabutan yang sempat ia tanggungjawabi akibat ketiadaan kartu BPJS  hingga kedua orang tua bayi merah itu nyaris kehabisan kata; dia meneladankan tekad kuat bagi pasukan Badan Bencana Daerah melalui sebuah tagline yang kini terus disuarakan: Berenang tidak hanyut, tengelam tidak mati; dia, tentu saja, terus membumikan semangat kedaulatan bagi sebanyak mungkin rakyat Mesuji lewat satu slogan penuh spirit yang hari demi hari kian menjadi kata kunci: Bergerak bersama, maju semua, dan masih banyak lagi.
Namun dari semua gerakan mambangun jiwa itu, yang sungguh di luar prediksi   adalah Sulpakar  juga begitu gigih meyakinkan Gubernur Lampung untuk bersungguh-sungguh menyayangi Mesuji. Dalam waktu yang begitu cepat, tercatat sudah lebih dua kali Gubernur Arinal turun ke kabupaten muda ini dan dari wajahnya setiap kali ia tiba, tampak jelas bahwa, sang gubernur ternyata juga sudah tenggelam dalam  spirit penguatan jiwa itu bahkan ikut menyuburkannya. 

“Bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Desa Bukoposo Kecamatan way Serdang,  akan kita kembangkan Balai Benih Ikan air Tawar (BPBAT ) Mesuji yang program pembangunannya akan segera bergerak pada tahun 2023,” demikian  Arinal bertekad di kali pertama saat ia menjejakan kaki di tanah para petarung. 

“Ganti rugi ke masyarakat  sudah fixed,” kata Kepala Desa Bukoposo, Syaril Anuar ketika beberapa hari lalu saya coba  mengkonfirmasi. “Kurang lebih 5 hektar.” Dan, itu sama sekali bukan kabar dusta.
Menjawab pertanyaan Kapolres, Dandim, Kajati dan sejumlah masyarakat yang disampaikan melalui Bupati Sulpakar terkait kondisi infrastruktur di Mesuji, Gubernur Arinal, lagi-lagi dalam bingkai spirit penuh jiwa kemudian  berkata: “Tahun depan, 2023, jalan provinsi di Mesuji akan menjadi prioritas!” Gubernur juga menyinggung soal abrasi di Rawajitu Utara yang penanganannya akan  dikoordinasikan dengan Balai Besar Sungai Mesuji Sekampung.

Pada semangat yang sama, Gubernur Arinal kembali mendatangi Mesuji dalam  Apel Besar Hari Pramuka ke-61 di lapangan Desa Mekar Jaya, Tanjung Raya, Mesuji  (27/10/22). Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida), pesan jiwa segera ia gaungkan untuk mengobarkan api pengabdian yang ia sebut dengan, melintasi segala batas.

“Kita telah mendengar generasi muda perlu memiliki kepribadian yang kuat, pantang menyerah, inovatif dan mampu bekerja keras,” kata dia dengan penuh penekanan. “Dan semangat semacam itu tak boleh diberi ruang untuk pudar!”
Tapi dalam upacara peringatan HUT ke-14 Kabupaten Mesuji yang ditaja di halaman kantor Bupati Mesuji pada 29 hari kemudian, ia terhalang hadir  hingga Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi, datang mewakili. Dia menukil tentang perjalanan 14 tahun Kabupaten Mesuji dalam sambutan yang dibacakan dan dengan kegigihan yang sama, dia kemudian menyemangati: 

Pertengahan Tahun 2022 ini, Pemerintah Kabupaten Mesuji kembali meraih prestasi sebagai penerima penghargaan terbaik kedua secara nasional dalam kinerja pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik Tahun Anggaran 2021. Tentu saya merasa bangga atas hasil  ini sebab semuanya selalu akan berkaitan dengan kerja keras dan semangat seluruh masyarakat juga para pemangku yang mananah.

Lalu delapan hari kemudian, Arinal Djunaidi, dengan wajah layakya seorang lelaki yang telah kehilangan rasa lelah, juga kembali datang untuk membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Provinsi Lampung ke-49 di alun-alun Simpang Pematang, Mesuji. Ditandai dengan pelepasan anak panah, dengan didampingi para bupati dan walikot, ia secara terang benderang  menegaskan pentingnya mengedepankan sikap qurani bagi generasi berilmu.
"Para peserta MTQ jangan hanya mengejar kemenangan: kuasai ilmu pengetahuan agama, pupuk motivasi dan keinginan yang kuat sebab Al Quran  juga harus digali melalui jalur pendidikan baik formal maupun non formal," pesan dia, dengan penuh cinta.

Pj. Bupati Mesuji Sulpakar lantas mengemukakan runutnya persiapan  MTQ yang tak jeda melibatkan semua jajaran dan lapisan masyarakat sebagai upaya untuk menyuguhkan pelayanan terbaik,  atasnama Mesuji.

"Dan mengiringi kegiatan ini, kami juga menggelar Mesuji Expo sebagai sarana promosi bagi sektor-sektor unggulan di Kabupaten Mesuji,” di tengah ribuan pengunjung dan peserta yang sempat memacetkan jalan, bak panglima di medan grilya, Sulpakar terus mengobarkan optimisme.

Bupati Sulpakar dan Gubernur Arinal terus merangsek ke tengah gelanggang untuk meneguhkan spirit ‘bangunlah jiwanya yang bangunlah badannya’ agar orang-orang mengenal Mesuji dengan cara terhormat atau sedikitnya, memiliki  kegemaran ‘membaca’ untuk menumbangkan  kabar burung yang selalu abadi meski sebagian orang terus mempertahankannya dengan alasan mempertahankan keabadian. 

Dan ketika Sulpakar berkata: “Bergerak bersama maju semua!” Sekali-kali,  sudah sepantasnya ia tidak dibiarkan menyusuri seribu jalan tanpa teman. (*)

*Fajarullah adalah jurnalis, aktivis dan penulis dengan nama pena Fajar Mesaz. Ketua DPC PPP Kabupten Mesuji.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.