Header Ads

Wawancara Khusus Kepala BPBD Mesuji


TempoIndonesia.net.

BPBD...
Tanggap, tangkas, tangguh!
Mesuji...
Bergerak bersama, maju semua!

Berenang, tidak hanyut!                Tenggelam, tidak mati!

Anda menduga itu bait puisi? Bukan. Itu yel-yel: mula-mula komandan regu akan mengangkat  sebelah tangan lalu mengucapakan kalimat pertama dengan nada keras dan lantang. Selepas itu, tanpa menunggu waktu,  para anggota regu segera akan mengikuti dengan kalimat kedua dan semangat yang sama dan mereka adalah sekelompok regu siaga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mesuji.

Sunardi, Kepala BPBD Mesuji, mengatakan dia memiliki alasan khusus mengapa semangat para anggota regu adalah bagian penting yang harus selalu dijaga yang atas semua itu, ia  berupaya menjadi pemantik.

"Kami akan berhadapan dengan masyarakat yang  sedang kehilangan semangat akibat bencana," ujar Sunardi. "Anda  bisa banyangkan apa yang akan terjadi kalau kami dalam posisi lemah dan tanpa semangat: kepercayaan masyarakat akan runtuh."

Pada  TempoIndonesi.net, di sela-sela kesibukannya pada Sabtu (12/11/22),  Sunardi kemudian bercerita banyak terkait satuan kerja yang ia pimpin termasuk  strategi menjaga kerja tim agar tetap solid.  Berikut petikannya:

Banyak yang bilang, di masa Anda, BPBD terlihat lebih aktif. Bisa diceritakan apa yang Anda lakukan saat masuk Satker ini pertama kali?

Yang pertama tentu adalah penataan. Mulai dari yang terkecil seperti halaman, dapur dan pekarangan kantor, termasuk juga penekanan terhadap tupoksi dan tanggungjawab sesuai bidang.

Detailnya seperti apa, tentang dapur misalnya?

Sebenarnya sejak awal dapur memang sudah ada. Hanya saja  tampaknya memang tidak terlalu berfungsi. Karena itu kita coba fungsikan kembali termasuk memastikan agar  kopi, misalnya, harus selalu tersedia bagaimanapun kondisinya. Sesekali, kami juga
mengadakan kegiatan memasak dan makan bersama yang tujuan besarnya adalah  untuk menjalin silaturahmi dan keakraban.

Bagaimana dengan pemanfaatan pekarangan kantor. Tadi Anda juga mengatakannya?

Ya. Itu juga. Kebetulan pekarangan kantor kita memang terbilang agak luas sehingga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti kita tanami  cabe, terong dan kacang panjang. Kita juga membuat kolam ikan di bagian belakang untuk memastikan ketersediaan ikan konsumsi terutama bagi anggota yang piket. Untuk menghilangkan penat saat jaga, mereka juga bisa mancing di kolam itu sebagai hiburan di sela-sela waktu.

Ada jadwal piket khusus bagi anggota BPBD?

Ya, tentu saja dan itu berlaku setiap hari, selama 24 jam. Pergantiannya dilakukan setiap apel pagi pukul 07.30 WIB dengan jumlah personel berkisar 5 sampai 6 orang setiap hari.

Setiap hari?

Ya. Setiap hari.

Termasuk hari libur?

Termasuk hari libur. Hanya  bedanya, saat waktu libur tidak ada apel pagi  tapi cukup serah terima regu piket.

Terkait pembenahan secara internal, bagaimana Anda melakukannya?

Pertama-tama semua kami berkumpul dan kita mulai bicara, dari hati dan hari.  Saya katakan pada semua jajaran bahwa,  tugas kita adalah pelayan bagi masyarakat yang sedang tertimpa bencana.  Jadi, jangan merasa terpaksa atau dipaksa sebab itu akan melumpuhkan semangat.  Lihat semua ini sebagai  tugas dan tanggungjawab yang jika kita mau melakukannya dengan ikhlas, mudah-mudahan akan bernilai ibadah. Ungkapan ini sering saya sampaikan berulang-ulang dalam beberapa kesempatan.

Ada istilah sesuatu harus dimulai dari diri sendiri, Anda juga melakukannya?

Sedikit banyak, iya. Setiap ada bencana saya akan terjun ke lokasi, di mana saja. Saya akan merasa bersalah jika dalam sebuah bencana sedang  tidak berada di lokasi. Saya juga berupaya  mengurangi kegiatan  keluar Mesuji  sebab  takut pada  saat keluar itu tiba-tiba bencana terjadi.

Ada line bagi masyarakat yang tertimpa bencana agar bisa langsung melapor?

Ada. Kita telah menyiapkan nomor call center yang aktif selama 24 jam: 0811-7282-374. Biasanya, setelah mendapat laporan, kita akan segera  menghubungi Kades setempat. Pertama untuk mengkonfirmasi kebenarannya dan yang kedua, tentu saja kita harus menggali data terkait kebutuhan yang bisa kita bawa sebagai upaya pertolongan pertama untuk meringankan. Setelah semuanya fix, kita akan langsung turun ke lokasi saat itu juga.

Apa saja yang biasanya dibawa?

Pertama sembako. Lalu   beberapa  kebutuhan mendesak seperti selimut. Kalau untuk bantuan agak berat, misalnya, asbes, biasanya harus agak menunggu karena ini terkait kendaraan angkut dan persiapan.  Ada kalanya, bahan yang dibutuhkan memang tidak ada dalam stok gudang kita dan karena itu kita harus mencari terlebih dahulu.

Terkait kondisi cuaca yang mulai ekstrim, ada himbauan untuk masyarakat?

Tingkatkan gotong royong terutama membersihkan parit dan gorong-gorong . Pohon-pohon yang jaraknya terlalu dekat dengan rumah mohon diupayakan untuk segera dipangkas. Bagaimanapun berjaga-jaga tetap lebih baik daripada terlanjur. 

Pewawancara: Fajar

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.