Header Ads

Riwayat di Wajahmu//Puisi Fajar Mesaz

Di wajahmu
aku melihat Sungai Way Besai melepas ayat-ayat rindu:
alirannya cokelat tua
dinding abrasinya terseret oleh anak-anak pesisir yang tak lagi membasuh mimpi secepat burung pelintang pulau.

"Sungai itu sedang mengeja kematian," katamu 
dan sesal yang bergelimang kini menggantungkan harapan pada lumut dan batu-batu
seperti stasiun Negeri Agung yang kabut atas paginya terus mengubah derit rel kereta menjadi asap yang asing.

Aku tau, diam-diam kau sedang menuliskan riwayat hidupmu
menimang hari-hari penting saat engkau dilahirkan
menyemai detik demi detik yang mengubah jalan menjadi usang:
kau pernah dipermainkan oleh hingar kota yang makin renta hingga bayang-bayangmu kian  memanjang menuju simponi.


Lalu batas ruang memalingkan semua sekat 
atasnama cinta engkau menjadi saksi bagi selembar daun yang jatuh lalu angin-angin kecil mengubah semua janji.

Di wajahmu
aku melihat Sungai Way Besai melepas ayat-ayat rindu:
terang umpama pagi
merenda:
seperti pertemuan kita yang tak pernah ditamsilkan.

Bandar Dalam, 5 Nopember 2022

Fajar Mesaz adalah penulis, jurnalis dan aktivitas yang bermukim di Mesuji.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.