Lelaki yang Meretas Jalan
Puisi Fajar Mesaz*
Mencintaimu aku seperti melihat bulan yang rentang jarak pandangnya adalah lanskap dan batu-batu.
Mencintaimu aku seperti menatap bintang yang kerlip sinar kecilnya adalah penanda cuaca yang bersaudara.
Mencintaimu aku seperti menatap rabat jalan KTM yang lubang-lubang aral perintangnya terus engkau hindarkan.
Mencintaimu aku seperti berbicara pada mimpi yang tiga per empat dari malamnya adalah bayang-bayang rasa rindu.
Mencintaimu aku seperti gadis yang hilang keraguan sebab hari esok dan kemarin makin panjang engkau tentramkan.
Mencintaimu aku seperti lelaki patah hati yang isyarat pesan jantungnya adalah melankolia pada tidur malam.
Mencintaimu aku seperti dermaga tua Dipasena yang saat langkah engkau larungkan sekawanan camar meramu sangkar di kepala.
Seperti senja yang terlanjur patah engkau menguras resah menjadi tiada lalu pelepah dan putik menunduk serupa petang:
Ah!
Aku baru sadar sejarah yang manis tak lagi menjemputku pulang hanya untuk berkata:
"Catatlah! Katakan pada lelaki yang meretas jalan itu!"
*Fajar Mesaz adalah penulis, aktivis dan jurnalis. Bermukim di Mesuji.
Post a Comment