Header Ads

Ada Janji yang Tunai di Jalan Simpang Penangkis

Catatan Fajarullah*


UJUNG daun-daun padi di hamparan sawah yang mulai menguning pada lajur jalan Simpang Penangkis menuju jembatan Ratu Timur  itu bergerak kian kemari. Angin bertiup sepoi-sepoi.  Matahari yang terpancar tepat di atas kepala menuangkan cahaya redup dalam selimut barisan awan hangat yang bergerak menuju Utara.


Tepat di sisi kiri hamparan sawah itu, sebuah tarup berukuran 6x18 telah terpasang sejak pagi. Terlihat juga hamparan banner yang sudah di tata sedemikian rupa dengan susunan kursi menghadap ke Selatan. Pada banner itu, terdapat tulisan: Pemberian Corporate Sosial Responsibility (CSR) batu dan tanah urug. Perusahaan PT. Russelindo Putra Prima (RPP) dan Pemkab Mesuji dan itulah agenda yang akan berlangsung hari ini (5/9/22).


Ditemani seorang kolega, saya tiba di lokasi saat kursi-kursi berbalut kain putih belum banyak terisi. Tadi pagi, saya bertolak dari Tanjungraya bersama Kepala Bidang (Kabid)  Bina Marga (BM) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Hendra Oktafandi dan saya segera mengambil tempat duduk di sisi kanan belakang setelah tiba --tepat berdekatan dengan hamparan sawah yang menguning, sebatang pohon kelapa usia remaja, juga para karyawan PT. RPP.



Pj. Bupati Mesuji, Sulpakar, tiba di lokasi itu setelah rombongan Kepala Dinas (Kadis) PUPR dan Kadis Perhubungan sudah duduk melingkari meja bulat bersama General Manager (GM) PT. RPP, Ir. Asriadi dan Kepala Liaison Office (LO), Ahmad Ruzel.


Sound kemudian dinyalakan. GM Asriadi,  mendapat kesempatan berbicara lebih dulu setelah untaian doa yang diimami Ahmad Ruzel. Asriadi mengatakan,  CSR yang akan diserahkan pada hari ini adalah berupa material batu dan tanah urug dengan masing-masing berjumlah 700M2 dan 300M2.


"Sebelumnya kami sudah melakukan pengukuran dan terdapat ruas kurang lebih satu kilometer yang terbilang cukup parah dan harus segera diurug," kata Asriadi.


Ia juga mengungkapkan bahwa armada  PT. RPP yang melewati jalan ini sebenarnya tak lebih dari  7 mobil per hari.



"Namun meski demikian, kami berpikir bahwa lalulintas kendaraan itu jangan sampai merusak dan menganggu kondisi jalan di pemukiman masyarakat," ujar dia.


Pj. Bupati Mesuji,  Sulpakar, yang mendapatkan waktu bicara setelah itu, segera menyampaikan ungkapan terimakasih atasnama masyarakat dan Pemerintah Daerah, atas inisiatif PT. RPP. Dia juga menyatakan bahwa, sesungguhnya, hal-hal semacam inilah yang diharapkan oleh Pemkab dan masyarakat yakni adanya rasa memiliki dan tanggungjawab bersama.


"Sebab bagaimanapun, pengguna jalan terbesar hingga membuat kondisinya lebih cepat rusak adalah  kendaraan berkapasitas cukup berat milik perusahaan," tegas Sulpakar.


Oleh karena itu, ia juga berharap agar kegiatan perbaikan semacam ini bisa dilakukan secara rutin sebab akses jalan Simpang Penangkis adalah akses masyarakat dalam mengangkut hasil panen pertanian mereka.


"Ke depan kami juga akan melakukan MoU yang sama pada beberapa perusahaan yang lain sebab di sisi APBD, keuangan Kabupaten Mesuji memang tidak sebanding dengan luasan wilayahnya," terang Sulpakar.



Waktu terus bergerak dan matahari mulai menjorok ke langit Barat. Sebelum acara benar-benar berakhir, dua anggota DPRD Mesuji asal Daerah Pemilihan Mesuji Timur, Yulidarsah Putra  dan Dedi Setiawan muncul dari arah KTM dan segera bergabung setelah benar-benar tiba. Sebelumnya, Sulpakar memang sempat mempertanyakan mengapa para wakil rakyat tak ada yang tampak hadir dalam acara itu.


"Lain kali,  jika ada acara semacam ini, tolong para anggota dewan kita di Dapil bersangkutan juga diundang," ujarnya di tengah sambutan.


Sebelum acara benar-benar usai, diam-diam saya mencoba berbisik pada seorang kolega yang duduk berdampingan. Saya mengatakan bahwa beberapa  bulan lalu keluhan tentang jalan ini adalah perkara yang terus dibicarakan oleh para petani di jalur ini dan saya mendengar hal itu sejak proses membajak lahan hingga tanaman kami akhirnya sama-sama terserang hama patah leher. Tapi tampaknya,  sang kolega itu  tidak benar-benar mendengar ucapan saya hingga akhirnya saya memilih kembali diam.



Di sana, puluhan meter ke arah Utara, saya segera melihat rombongan Bupati Sulpakar dan GM PT. RPP mulai memeriksa tumpukan batu begitu pula dengan Yulidarsah Putra dan Dedi Setiawan.  


Pada saat yang sama, semua kendaraan juga sudah berputar berbalik arah meski susunan kursi dan meja di bawah tarup tepi sawah itu sama sekali belum berubah.


Langit makin senja. (*)


*Fajarullah adalah novelis Mesuji yang lebih dikenal dengan  nama pena Fajar Mesaz. Aktif sebagai editor TempoIndonesia.net

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.