Header Ads

Kibar PWRI di Tanah Jawara (Bagian 2)

Tempoindonesia.net
Pembicaraan yang hangat itu terus berlanjut hingga ke pembahasan terkait strategi sinergitas PWRI Bogor Raya dalam mengoptimalkan kiprah organisasi.

"Sebab kedatangan kami ke sini memang benar-benar dalam rangka belajar," sela ketua PWRI Mesuji, Aan Setiawan, lebih dari sekali.

Asim berkata: "Di luar struktur DPC, kami membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang konsen membantu persoalan-persoalan krusial warga masyarakat," dan kalimat ini kemudian disempurnakan oleh Rohmat Selamat dengan menyebut bahwa atas kebijakan itu, kantor DPC PWRI Bogor Raya kemudian difungsikan sebagai posko kemanusiaan 24 jam.

"Sudah puluhan pasien tak mampu kita fasilitasi dalam gerakan ini," tambah dia. "Dan kasus terbanyak adalah ketidakmampuan masyarakat miskin membayar biaya pengobatan."

TRC dimaksud, menurut Rahmat Selamat, langsung berada di bawah kendali Panglima TRC Bogor Raya yang membawahi panglima-panglima korwil di Bogor Barat, Bogor Utara dan seterusnya.

Hampir pukul 22.30 WIB pembicaraan terus berlangsung hangat sampai akhirnya Rohmat Selamat berkata pada Aan Setiawan agar segera beristirahat. Direncanakan, rombongan ini memang akan menginap di Vila Tjokro di kawasan puncak yang masih memerlukan jarak tempuh cukup lumayan dan ketua PWRI Bogor Raya akan mengantar langsung ke lokasi itu.

"Pak ketua silakan bersama saya," kata Rohmat Selamat pada Aan Setiawan saat kami berada di teras kantor dan yang ia maksud adalah prihal keberangkatan secara terpisah dengan mobilnya. Perjalanan menuju penginapan itu pun berlangsung di bawah guyuran gerimis yang terus berjatuhan namun makin mengecil.

Sebelum benar-benar tiba di vila, rombongan sempat diajak singgah di kediaman ketua Devisi UMKM PWRI Bogor Raya, Nofis Husin, sosok lelaki tambun yang tak kalah ramahnya hingga kami pun kembali berdiskusi agak panjang terkait peran PWRI dalam menfasilitasi gerakan UMKM.

"Saudara-saudara kita pelaku UMKM itu, bagaimanapun, harus terus kita temani terutama dalam menghadapi kondisi sulit pasca Pandemi," ucap Nofis Husin dengan tatapan tajam. 

Dalam upaya itu, Nofis Husin mengatakan kebersamaan kemudian terbangun melalui jambore UMKM dengan pelibatan pemerintah daerah hingga pusat termasuk mendatangkan para pengusaha dan bank.

"Kita bersyukur kegiatan itu mendapat sambutan baik dan saat ini sudah ada beberapa produk kerajinan UMKM yang terjual dalam skala ekspor," terangnya dengan tatapan makin tajam. "Saya kira, dalam konteks ini, bagaimanapun keberadaan kita tetap menjadi penting untuk menjaga posisi tawar para pelaku UMKM. Jangan sampai mereka dipermainkan terutama terkait harga produk atau izin usaha."

Kali ini, dalam rentang beberapa waktu, saya sempat terdiam dan menunduk.

BERSAMBUNG 
Laporan: F1

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.