Header Ads

Jurnalistik di Indonesia: Dulu Sampai Kini

                  
   Opini: Aris Rinaldi
 Tim Redaksi Tempo Indonesia.net

Di Indonesia, istilah "jurnalistik" dulu dikenal dengan "publisistik". Dua istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi. Yang artinya kalian tidak perlu kerja menjadi wartawan jika ingin disebut jurnalistik, kalian hanya perlu mencatat kejadian sehari yang menarik dan dianggap penting lalu kalian bisa terbitkan di mading sekolah atau kampus.
Didalam karangan ini saya membahas perkembangan jurnalistik dari awal hingga masa sekarang, siapa sih jurnalistik pertama dan bagaimana lika-liku perkembangan jurnalistik di Indonesia. Sejarah jurnalistik dalam indonesia sendiri sudah diperoleh saat indonesia masih belum merdeka. Sejarah perkembangan Jurnalistik di Indonesia menjadi tonggak berkembangnya dunia pers Indonesia hingga sekarang ini masih terus mendunia. Perkembangan jurnalistik di Indonesia mulai tumbuh pesat sejak Indonesia meraih kemerdekaan.
Sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia digolongkan menjadi beberapa fase.
 Fase pertama adalah jurnalistik atau pers sebagai alat perjuangan. Pada masa kemerdekaan (1945-1950), pers menjadi alat perjuangan pemberi informasi. Selain itu, pers pun menjadi alat provokasi untuk mengajak rakyat agar berjuang bersama-sama melawan penjajahan.
Fase kedua sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia terjadi pada era 1950-1960. Pada era ini, pergolakan politik di Indonesia mulai terjadi. Pada masa ini, pers indonesia mulai terjebak menjadi media politik. Pers, khususnya surat kabar menjadi media propaganda partai politik. Periode ini menjadi periode dramatis untuk sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia karena pers menjadi alat untuk menjatuhkan citra partai politik lain.
Fase ketiga dari sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia adalah pembredelan pers pada masa Orde Baru. Pada masa Orde Baru, pers dibatasi kegiatannya karena sebelumnya sering mengkritik pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Soeharto. Pada masa itu, setiap pers atau unsur jurnalistik yang menentang atau mengkritik pemerintahan akan mengalami pembredelan
Pada era setelah reformasi, sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia menjadi lebih berkembang. Tak hanya menjadi alat pengawas kinerja pemerintahan kita, sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia pun berkembang menjadi industri jurnalistik yang menyuguhkan informasi selain politik, seperti musik, gaya hidup, hiburan, kuliner, dan topik jurnalistik lainnya. Hal itu lah tertular lah jurnalistik yang berkembang dari negara eropa ke indonesia hingga saat ini.
Pengertian jurnalistik ternyata sangat luas dan kita tidak perlu menjadi seorang wartawan professional kalau ingin menjadi jurnalis, yang terpenting kita kritis akan sesuatu dan tentunya bisa menulis dengan baik dan benar. Kita sudah melihat sekilas perjalan jurnalistik di Indonesia yang awalnya di bentuk untuk saling menjatuhkan perang politik dan di masa sekarang pengertiannya berubah, jurnalistik adalah yang menyuguhkan berita untuk dinikmati audiencinya, yang dalam garis besar harus bersifat universal tidak memihak kepada siapapun, walau faktanya banyak seorang jurnalis yang menyimpang, maka dari itu saya mengajak kalian untuk menjadi orang yang jujur, terlebih lagi jika ingin menjadi wartawan harus jujur dan mengabdi pada undang-undang pers yang sudah berlaku.

Selesai

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.